"Ah nggak pak. PKS bukan yang terbaik. Tapi setahu saya, PKS, partai yang pengurus dan anggotanya positif banyak yang baik."
"Saya gak suka PKS. Orang-orangnya fanatik."
"Oh ya! Emangnya di dunia ini bersih dari fanatik gitu pak? Suporter
klub sepakbola aja, ada yang rela mati. Bahkan pendukung salah satu
parta siap cap jempol darah. Saya fikir, fanatik hal manusiawi. Namun
kader-kader PKS rata-rata fanatiknya konstruktif positif."
"Wah muji melulu. PKS mah hobi mendominasi apapun."
"Spirit dominan itu ada di semua kalangan pak. Bahkan sebenarnya kasian liat orang-orang PKS. Serba dipersulit."
"Maksud? Persulit bagaimana?"
"Ya banyak deh. Contoh: kalau ada PNS/staf baik di dalam maupun LN,
aturan mainnya kan tidak boleh jadi kader aktif di partai. Nah aturan
ini hanya boleh untuk kader PKS. Kalau kader lain mah boleh.
Sampai-sampai ada calon staff berkualitas. Bahasa asing mumpuni. Rapih.
Smart. Terampil. Loyal dan amanah. Tipe demikian dipersulit masuk, hanya
terindikasi kader PKS."
"Oh ya...kok gitu, gak adil dong namanya!"
"Ya itulah fakta. Kalau difikir-fikir, rugi pak jadi kader dan pengurus
PKS. Kalau hanya standar dunia, jadi kader PKS itu gak ada untungnya.
Dianggap kafir oleh HT-Salafy. Dianggap a-nasionalis dan munafik oleh
Liberal-sekuler. Dituntut sempurna oleh orang umum. Terpeleset sedikit,
langsung dihardik."
"Bener juga sich! Sampai-sampai ada yang nyebut Partai Korupsi Sapi
ya... Golkar-demokrat-gerindra-PKB-PBB-PPP-PDIP yg korupsinya lbh banyak
singkatannya apa kalau gitu?"
"Nah entu pak...tapi AYTKTM!"
"Apaan pak AYTKTM?"
"Apapun Yang Tercemari, Kami Tetep Membersihkan diri."
"Wah... Kalau gitu, saya sumbang suara nanti".
"Kok rajin bikin tulisan PKS pak? Emang PKS yang terbaik ya?"
by Nandang Burhanuddin
No comments:
Post a Comment